aldehida dan keton
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Senyawa- senyawa yang berasal dari makhluk hidup diketahui mengandung karbon, ,misalnya aldehida dan keton. Aldehida dan keton barulah dua dari sekian banyak kelompok senyawa orgnaik yang mengandung gugus karbonil, sedangkan aldehida mempunyai sekurang-kurangnya satu atom hidrogen yang terikat pada karbon karbonilnya. Aldehida dan keton lazim terdapat dalam sistem makhluk hidup. Gula ribosa dan hormon betina merupakan dua contoh aldehida dan keton yang penting secara biologis.
I.2. Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami identifikasi senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan pereaksi tertentu. pereaksi tertentu.
I.2.2 Tujuan Percobaan
I.2.2 Tujuan Percobaan
Mengetahui dan memahami identifikasi senyawa aldehid dan keton dengan pereaksi fehilng dan pereaksi tollens.
I.3. Prinsip Percobaan
Identifikasi senyawa aldehida dan keton berdasarkan reaksi reduksi oksidasi antara gugus fungsi aldehida dan keton dengan pereaksi fehling dan tollens.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Umum
Aldehida dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus-gugus penting didalam kimia organik, yaitu gugus karbonil C=O. Semua senyawa yang mengandung gugus ini disebut karbonil. (1)
Gugus karbonil adalah atom karbon yang dihubungkan dengan atom oksigen oleh ikatan ganda dua. Aldehida adalah senyawa organik yang karbon- karbonilnya (karbon yang terikat pada oksigen) selalu berikatan dengan paling sedikit satu hidrogen. Rumus umum aldehida ialah: RCHO.
Keton adalah senyawa orgnaik yang karbon-karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lain. Rumus strukturmya ialah: (2) RCOR
Keton adalah senyawa orgnaik yang karbon-karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lain. Rumus strukturmya ialah: (2) RCOR
Tata Nama Aldehida dan Keton (1)
- Aldehida yang mengandung atom karbon sebanyak 5 kerap kali dinamai dengan nama umum, yaitu nama yang diturunkan dari nama umum asam karboksilat dengan mengganti akhiran at dengan aldehida. Untuk menunjukkan posisi substituen (gugus samping/cabang) digunakan huruf Yunani.
O O
|| ||
CH3-C-H = asetaldehida CH3CH2-C-H = propionaldehida
- Nama IUPAC aldehida diturunkan dari nama rantai induk alkana dengan mengganti akhiran a dengan al
- Jika rantai karbon aldehida mengikat substituen, penomoran rantai utama dimulai dari atom karbon karbonil.
CH3
|
CH3CH2CHCH2CH2CHCH2CHO CH3CH=CH CHO
| 3-butenenal
CH3
6-metil-3 metiloktanal
- Jika gugus –CHO terikat langsung pada suatu cincin maka senyawa dinamai dengan memberikan akhiran karboksaldehida atau karbaldehida pada nama sikloalkananya.
- Nama IUPAC untuk keton diturunkan dari naman alkana rantai induknya dengan mengganti akhiran adengan on. Posisi gugus karbonil ditunjukkan dengan nomor serendah mungkin dan diletakkan sebelum nama induk.
O O
|| ||
CH3CHCH2CH2--C—CH2CH3 CH2=CH—C—CH3
|
CH3
6-metil-3-heptanon 3-buten-2-on
- Nama umum keton terbentuk dari dua gugus alkil yang terikat pada gugus karbonil diikuti kata keton.
O O
|| ||
CH3—C—CH2CH3 CH2=CH—C—CH3
Etil metil keton Metil vinil keton.
- Jika gugus keton ada diantara gugus fungsi lain yang lebih diutamakan makam untuk menunjukkannya digunakan awalan okso dengan suatu nomor yang sesuai (2)
O O
|| ||
CH3—C—CH2CH2—C--OH
Asam-4oksopentanoat (asam levulinat)
Sifat fisik aldehida dan keton
Aldehida dan keton karena mempunyai gugus fungsional (gugus karbonil) yang sama , maka sifat kimianya hampir sama, tetapi sifat fisikanya berlainan.. Formaldehida adalah suatu gas yang baunya sangat merangsang. Aset aldehida berupa cairan yang baunya juga sangatr merangsang, tetapi aldehida dengan atom karbon lebih dari dua baunya sangat enak., kebanyakn terdapat dalam bunga yang dikenal sebagai minya aetris (minyak terbang/minyak yang mudah menguap).
Aldehida dan keton mempunyai titik didih lebih tinggi daripada hidrokarbon yang berat molekulnya setara. Meskipun demikian, oleh karena aldehida dan keton tidak dapat membentuk ikatan hidrogen yang kuat amtara molekul-molekulnya sendiri maka mereka mempunyai titik didih yang lebih rendah dibanding dengan alkohol yang berat molekulnya setara.
Aldehida dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Oleh karenanya aldehida dan keton berberrat molekul rendah mempunyai kelarutan tinggi dalam air. Aseton dan asetaldehida larut sempurna dalam air pada semua perbandingan. (3)
Reaksi- reaksi aldehida dan keton
a) Oksidasi alkohol (2)
v Alkokol primer dapat dioksidasi menjadi aldehida dan alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton
OH O
| oksidasi ||
R-C-H H-C-H
| -2H
H
Alkohol primer Aldehida
OH O
| oksidasi ||
R-C-R R-C-R
| -2H
H
v Oksidasi alkohol primer metanol dan etanol dengan menghangatkannya pada suhu sekitar 50C dengan kalium dikromat (K2Cr2O7) dalam suasana asam menghasilkan formaldehida dan asetaldehida
OH O
| K2Cr2O7 ||
H-C-H H2SO4 H-C-H
|
H
OH O
| K2Cr2O7 ||
CH3-C-H H2SO4 CH3-C-H
|
H
v Aldehida dioksidasi menjadi asam karboksilat
O O
|| K2Cr2O7 ||
R-C-H R-C-OH
H2SO4
b) Deteksi Aldehida dan Keton.(2)
Aldehida dapat dibedakan dari keton dengan menggunakan pengoksidasi ringan.
v Uji Tollens
O O
|| + - || +
CH3-C-H + 2[Ag(NH3)2] + 2OH ----> CH3-C-O-NH4 + 2Ag +
Asetaldehida Pereaksi Asam asetat Cermin
Tollens (sebagai garam Perak
Amonium)
3NH3 + H2O
Keton + Pereaksi tollens Tidak bereaksi
v Uji Benedict dan fehling
O O
|| 2+ - ||
CH3-C-H + 2CU + 5OH ---------> CH3-C-O + Cu2O +3H2O
Asetaldehida Kmpleks Asam asetat Tembaga
Ion kuprat (sebagai ion Oksida
(larutan biru) asetat) (endapan
merah)
Keton + Pereaksi fehling tidak bereaksi
c) Adisi kepada gugus karbonil.(4)
v Adisi air
Air akan mengadisi sebagian besar aldehida dan keton, membentuk hidrat, yaknik senyawa yang mempunyai dua gusu hidroksil pada karbon yang sama.
O OH
|| |
-C- + H-OH -C-
Gugus karbonil Air |
Dari aldehida OH
atau keton Hidrat
v Adisi alkohol
Adisi alkohol pada aldehida dan keton serupa dengan adisi air. Hasil reaksi antara aldehida dan alkohol ialah hemiasetal.
O OH
|| |
CH3-C-H + CH3O-H CH3-C-H
|
OCH3 karbon hemiasetal
Asetaldehida Metanol Metilhemiasetat
Dari asetaldehida
v Jika alkohol berlebihan, hemiasetal cepat bereaksi dengan molekul alkohol menghasilkan asetal.
OH OCH3
| |
CH3-C-H + CH3O-H CH3-C-H + H-OH
| | Karbon asetal Air
OCH3 OCH3
Asetaldehida Metanol Dimetil asetal
Dari asetaldehida
Manfaat aldehida dan keton (2)
Aldehida aromatik sering digunakan sebagai penyedap, benzaldehida yang dikenal dengan “minyak buah badan pahit” adalah komponen dari buah badam, cairan tak berwarna dengan bau buah badam yang enak. Aldehida juga digunakan untuk membuat formalin dan berbagi jenis plastik termost (plastik yang tidak leleh pada pemanasan. Kamper adalah keton yang diperoleh dari pohon kamper, berbau tajam dan enak, dan sejak dulu dikenal sebagai obat, sebagai analgetika dalam minyak gosok.
II.2. Uraian Bahan
- Formalin
Nama Resmi : Formaldehydi Solutio
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau hampir tidak berwarna,
bau menusuk, uap merangsang selaput hidung dan tenggorokan. Jika disimpan ditempat dingin dapat menjadi keruh.
Kandungan : Forma idehida dan metanol sebagai stabilisator kadar formaldehid tidak kurang dari 34% dan tidak lebih dari 38%
Kelarutan : Dapat dicampur dengan air dan dengan etanul 95%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, sebaiknya pada suhu 20o
- Aseton
Rumus Molekul : (CH3)2CO
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, mudah menguap, bau khas, mudah terbakar.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%), dengan ester, dengan kloroform membentuk larutan jernih.
Titik didih : antara 55,5o dan 57o
- Kalium Permanganat ( KMnO4)
Nama resmi : Kalii Permangannas
Rumus molekul : KMnO4
Berat Molekul : 158,03
Kandungan : 99% KMnO4
Pemerian : hablur mengkilap, ungu tua atau hampir hitam, tidak berbau, rasa manis
Kelarutan : larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air mendidih
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Antiseptikum ekstern
- Perak Nitrat (AgNO3)
Nama resmi : Argenti Nitras
Rumus Molekul : AgNO3
Pemerian : hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau, menjadi gelap jika terkena cahaya
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol 95%
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Khasiat : Antiseptikum ekstern, kaostikum
- Amonia (NH4OH)
Nama resmi : Ammonia
Rumus molekul : NH4OH
Berat Molekul : 35,05
Kandungan : tidak kurang dari 27% dan tidak lebih dari 30% NH3
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk kuat
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : dalam wadah tertutup, di tempat sejuk
Khasiat : Zat tambahan
II.3. Prosedur Percobaan
- Pengamatan langsung
I. Menyiapkan 2 buah tabung reaksi
II. Mengisi tabung (1) dengan o,5 ml formaldehida dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton
III. Memperhatikan warna dan baunya
IV. Menambahkan setetes demi setetes air dan kocok (10 tetes)
V. Mencatat pengamatan (larutan jangan dibuang)
- Dengan KmnO4 0,1 N
I. Mengambil larutan A diatas
II. Kedua tabung ditambahkan 1-2 tetes KmnO4 0,1N
III. Memperhatian warna KmnO4
IV. Mencatat pengamatan
- Dengan AgNO3 0,1 N dan NH4OH 0,5 N
I. Menyiapkan 2 buah tabung reaksi
II. Mengisi masing-masing tabung dengan 1ml AgNO3 0,1 N
III. Menambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5N sampai endapan terbentuk larut kembali.
IV. Menambahkan 0,5 ml formaldeiha pada tabung (1) dan 0,5 ml aseton pada tabung (2).
V. Memanaskan beberapa menit diatas penangas air.
VI. Memperhatikan dan mencatat pengamatan
- Dengan fehling A dan fehling B
I. Menyiapkan 2 buah tabung reaksi
II. Mengisi masing-masing tabung dengan 1 ml fehilng A atau 1 ml fehling B
III. Menambahkan 0,5 ml formaldehida pada tabung (1) dan 0,5 ml aseton pada tabung (2), kocok
IV. Memanaskan beberapa menit diatas penangas air
V. Memperhatikan perubahan yang terjadi dan mencatat pengamatan.
BAB III
METODE KERJA
III.1. Alat dan Bahan
III.1.1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
· Rak tabung 1 buah
· Tabung reaksi 6 buah
· Pipet tetes (panjang) 3 buah
· Kaki tiga 1 buah
· Lampu Bunsen
· Botol semprot 1 buah
· Kasa
· Pipet Skala 1 buah
· Gegep Kayu 1 buah
III.1.2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
ü Aldehid (formalin) Secukupnya
ü Keton (aseton) Secukupnya
ü KmNO4 0,1 N
ü AgNO3 0,1 N
ü NH4OH 0,5 N
ü NH4OH 0,1 N
ü Pereakshi fehilng A dan B Secukupnya
ü Akuades Secukupnya
III.2. Cara Kerja
1) Menyiapkan alat dan banhan yang akan digunakan.
2) Mencuci tabung reaksi yang akan digunakan dengan akuades.
3) Melakukan identifikasi dengan AgNO3 0,1 N dan NH4OH 0,5 N
Ø Menyiapkan 2 buah tabung reaksi
Ø Tabung (1) dan (2) diisi dengan 1 ml AgNO3 0,1 N
Ø NH4Oh ditambahkan kedalam masing-masing tabung sampai endapan terbentuk larut kembali.
Ø O,5 ml formaldehida ditembahkan kedalam tabung (1) dan 0,5 ml aseton kedalam tabung (2).
Ø Kedua tabung reaksi dipanaskan diatas penangas air selama beberapa menit.
Ø Mencatat perubahan yang terjadi
4) Melakukan identifikasi dengan fehilng A dan B
Ø Menyiapkan 2 buag tabung reaksi
Ø Tabung (1) diisi dengan 1ml fehlinf A dan tabung (2) dengan 1ml fehling B
Ø 0,5 ml formalin dtambahkan pada tabung (1) dan 0,5 ml aseton pada tabung (2)
Ø Kedua tabung reaksi dipanaskan diatas penangas air selama beberapa menit
Ø Mencata perubahan yang terjadi pada kedua tabung.
5) Melakukan identifikasi dengan pengamatan langsung.
Ø Menyiapkan 2 buah tabung reaksi
Ø Tabung (1) diisi dengan 0,5 ml formaldehida dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton
Ø Memperhatikan warna dan baunya
Ø Kedua tabung ditambahkan setetes demi setetes air (10 tetes), kemudian digocok.
Ø Mencatat hasil pengamatan.
6) Melakukan identifikasi dengan KmnO4 0,1 N
Ø Menyiapkan larutan yang telah dibuat pada prosedur pengamatan langsung
Ø Kedua tabung ditambahkan 1-2 tetes KMnO4 0,1 N
Ø Memperhatikan perubahan warna KmnO4
Ø Mencatat hasil perubahan yang terjadi
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1. Data pengamatan
- Pengamatan langsung
Zat Warna Bau Kelarutan
Formaldehida Bening Formaldehida Larut
Aseton Bening Aseton Larut
- Dengan KmnO4 0,1 N
Zat Perubahan warna KmnO4
Formaldehida Bening merah kecoklatan, ada endapan.
Aseton Bening ungu
- Dengan AgNO3 0,1 N dan NH4OH 0,5 N
Zat Pereaksi Tollens
Formaldehida Bening abu-abu muda
Aseton Bening abu-abu, ada cermin perak, ada endapan.
- Dengan Fehling A dan B
Zat Pereaksi Fehling
Formaldehid Biru muda oranye muda
Aseton Biru muda kuning muda
IV.2. Reaksi
a. O O
|| ||
H—C—H + KMnO4 H—C—OH + MnO2 + KOH
O
||
CH3—C—CH3 + KMnO4 Tidak bereaksi
b.
O OH
|| + ||
H—C—H + 2[Ag(NH3)2)] 2Ag + H—C—O + 4NH3 + 2H2O
Cermin perak
O
|| +
CH3—C—CH3 + 2[Ag(NH3)2] Tidak bereaksi
c. O
|| ||
H—C—H + 2CUO Cu2O + CH3—C—OH + 3H2O
Merah bata
O
||
CH3—C—CH3 + 2CUO Tidak bereaksi
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat didefinisikan aldehida ada;ah senyawa orgnaik yang karbon-karbonilnya (karbon yang terikat pada oksigen) selalu berikatan dengan paling sedikit satu hidrogen, rumus struktur aldehida ialah RCHO. Sedangkan keton adalah senyawa oprgnaik yang senyawa karbon-karbonilya dihubungkan dengan dua karbon lain, rumus struktur keton ialah RCOR.
Aldehida dan keton dalam air bercampur sempurna. Keduanya juga dapat dikenali dengan memperhatikan namanya yaitu berakhiran –al untuk aldehida dan berakhiran –on untuk keton. Aldehida dan keton juga mempunyai bau khas. Aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum.
Formaldehida juga dapat diidentifikasi melalui reaksi oksidasinya, yaitu dengan menggunakan oksidator lemah misalnya oleh larutan tollens, dapat juga dari reaksi reduksinya dengan menggunakan reduktor lemah, misalnya H2 katalisator Ni. Keton dapat pula didentifikasi dengan reaksi oksidasinya, yaitu dengan menggunakan oksidator kuat sehingga akan pecah membentuk asam karboksilat.
Pada percobaan yang telah dilakukan terdapat kesalahan, dimana hasilnya tidak sesuai dengan teori yang ada. Seharusnya jika aldehida direaksikan dengan pereaksi tollens akan terbentuk cerim perak, begitu pula aldehida direaksikan dengan fehilng seharusnya membentuk endapan merah bata. Kesalahan-kesalahan yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah formalin dan aseton yang digunakan kemungkinan adalah sampel lama. Selain itu pemanasan yang dilakukan mungkin tidak terlalu sempurna.
BAB VI
PENUTUP
VI.1. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan maka dapat disimpulkan:
- Pada pengamatan langsung. Formaldehida dan aseton memliki warna yang bening dan larut dalam air.
- Perubahan warna KMnO4 dengan penambahan formaldehida yaitu dari bening menjadi merah kecoklatan dan ada endapan, sedangkan dengan penambahan aseton dari bening menjadi ungu.
- Pada aldehida, mudah teroksidasi oleh larutan tollens, fehling dan benedict sedangkan keton sulit.
- Perubahan larutan fehilng A + formalin yaitu dari biru tua menjadi endapan merah bata, sedangkan fehilng B + aseton tidak ada perubahan.
VI.2. Saran
Sebaiknya sampel yang disediakan oleh laboratorium bukan sampel yang lama serta penangas air agar disedikan perkelompok sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
- Tim Dosen Kimia Tahun Pertama Bersama. 2003. Kimia Dasar 2. Unhas:Makassar. Hal 1-3.
- Wilbraham, Anthony.C. 1992. Pengantar Kimia Orgnaik Dan Hayati. ITB: Bandung. Hal:84-85,96.
- Basari, Ismail, dkk.1982. Kimia Organik Untuk Universitas. Armico:Bandung. Hal:78-79
- Fessenden, Ralp, dkk.1992. Fessenden dan Fessenden Kimia Organik Edisi ke-III. Erlangga:Jakarta.Hal:13-15.
- Penuntun Praktikum Kimia Organik. Farmasi Universitas Hasanuddin: Makassar, 2004.
- Ditjen POM.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI: Jakrata
Komentar
Posting Komentar